Bajak Laut Wanita yang Disegani dan Ditakuti di Tengah Lautan

Ada juga bajak laut wanita pada zaman dulu yang sepak terjangnya ditakuti banyak orang. Terutama mereka yang melintas di tengah lautan menggunakan kapal laut. Pasalnya, transportasi laut pada zaman dulu dipandang lebih efektif dalam mengarungi samudra. Apalagi yang ingin bepergian ke negara atau kerajaan lain dengan tujuan politik, perdagangan, misionaris, atau yang lainnya. Kapal laut menjadi alat transportasi yang efektif untuk bisa mencapai tujuan lebih cepat pada zaman dulu. Kapal laut yang dipakai juga belum bermesin motor dan masih mengandalkan hembusan angin pada layarnya. Meskipun dianggap efektif, tetapi bahaya mengancam banyak pelaut di tengah lautan.

Bahaya yang dimaksud adalah bajak laut. Sebutan bagi perampok atau perompak yang beraksi di tengah lautan. Bajak laut juga mengendarai kapal lautnya serta dipersenjatai lebih lengkap, baik senjata api seperti senapan dan meriam, juga senjata tajam seperti pedang, panah, tombak, dan lain sebagainya. Namun yang menarik, bajak laut yang akan diinformasikan ini adalah wanita. Memang benar, bajak laut wanita yang sangat ditakuti di lautan. Berikut beberapa di antaranya.

Jeanne de Clisson


Jeanne merupakan seorang wanita berkebangsaan Inggris yang menikah dengan Olivier III de Clisson yang diketahui seorang bangsawan kaya. Pada saat itu, Inggris sedang berperang dengan Prancis. Oliver yang membela Inggris berhasil ditangkap pasukan Prancis dan dijatuhi hukuman mati oleh raja Prancis, King Philip VI. Jeanne sebagai istrinya yang mengetahui suaminya dieksekusi mati sangat marah dan bersumpah untuk membalas dendam. Jeanne menjual seluruh harta yang ditinggalkan mendiang suaminya, lalu membeli tiga buah kapal yang diberi nama Black Fleet. 

Jeanne juga merekrut kru kapal yang semuanya sudah berpengalaman di dunia kriminalitas, sehingga cocok untuk menjadi bajak laut sejati. Jeanne memimpin kelompok bajak laut tersebut dan ingin membajak semua kapal berbendera Prancis di tengah lautan. Bukan hanya merampok isi kapalnya saja, tetapi anak buah Jeanne juga membunuh semua orang di dalamnya tanpa belas kasian. Kekejaman bajak laut Jeanne tersohor hingga ke daratan Prancis dan Inggris. Belum diketahui akhir dari petualangan Jeanne sebagai bajak laut wanita.

Grace O’Malley


Nama bajak laut wanita yang satu ini juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Malahan, wanita pemberani ini sepertinya sudah ditakdirkan sebagai bajak laut. Diketahui bahwa Grace berperilaku urakan dan sering berbuat melanggar hukum. Maka dari itu, dia dikucilkan dan tidak diterima di lingkungannya atau di tengah masyarakat. Dengan kondisi seperti itu, Grace memilih untuk pergi meninggalkan kampung halamannya tempatnya dibesarkan. Lalu, Grace bergabung dengan kelompok bajak laut. Bahkan, dia disegani dan ditakuti oleh bajak laut lainnya yang semuanya pria. Grace bisa menunjukkan bahwa dirinya hebat sebagai bajak laut, kejam, dan pandai berperang sehingga pantas untuk dijadikan pemimpin bajak laut.

Akhirnya, dia memimpin kelompok bajak laut dan mencegat kapal-kapal laut berbendera Inggris. Semua korbannya ada yang dibunuh karena melawan, ada juga yang menceburkan diri ke laut. Sementara itu, kapal beserta harta di dalamnya menjadi miliknya. Tak tanggung-tanggung, Grace berhasil memimpin 20 kapal bajak laut dan menyerang kapal milik Inggris dan Spanyol. Diketahui Grace O’Malley meninggal dunia pada tahun 1603 dengan profesi masih menjadi bajak laut.

Ching Shih


Pada awal abad ke-19, juga ada bajak laut wanita terkenal dan ditakuti, terutama di erairan Cina. Bajak laut yang satu ini memang berasal dari Cina bernama Ching Sih. Dia juga dikenal dengan nama Cheng I Sao. Ching mempunyai kelompok bajak laut bernama Red Flag Fleet. Meskipun dipimpin oleh seorang wanita, tetapi bajak laut tersebut ditakuti karena keberanian sekaligus kekejamannya. Namun demikian, Ching measih mempunyai hati nurani dan kode etik tersendiri saat melakukan aksi perompakan di tengah lauut. Dia tak akan merompak dan menghancurkan kapal orang atau pihak lain, selama mereka tak mengganggu dirinya. 

Namun jika ada kapal lain terutama berbendera asing, Ching bersama anak buah bajak lautnya dengan membabi buta pasti akan menyerang, menghancurkan, dan tidak segan-segan membunuh orang-orang di dalam kapal yang dirompaknya. Aksi Ching hingga membuat Cina mengirim armada lautnya untuk menangkap serta menghancurkan kelompok bajak lautnya. Akan tetapi, Ching yang lihai menghindar dan bersembunyi tetap tidak bisa ditaklukkan, apalagi ditangkap. Dia benar-benar tahu kapan menyerang, kapan berdamai, dan kapan berlari dari kejaran kapal musuh. Jadi, semua kegiatan bajak laut yang dilakukannya sudah dipikirkan dan diperhitungkan dengan matang.

Sayyida Al Hura


Dibaca dari namanya, nama bajak laut wanita yang satu ini beragama Islam. Memang benar, Sayyida al Hura lahir pada tahun 1485 di Kerajaan Granada yang sekarang menjadi negara Spanyol. Diketahui bahwa Spanyol dahulu pernah dikuasai oleh kerajaan Islam cukup lama, sebelum akhirnya direbut oleh kaum Kristen. Dia tumbuh dan berkembang di keluarga Islam. Setelah Spanyol direbut dan dikuasai oleh kaum Kristen atau diistilahkan masa Reconquista, Sayyida bersama keluarganya pindah ke Chaouen, Maroko. Setelah dewasa, Sayyida bergabung dengan Barbarossa yang sudah dikenal sebagai bajak laut yang hebat. Sayyida pun memutuskan menjadi bajak laut dan ingin balas dendam kepada para kapal, saudagar kaya, dan kaum kristen yang berlayar di laut. Sayyida bersama kelompok bajak lautnya merompak kapal-kapal milik orang Kristen. Cukup banyak korban dari kaum Kristen yang berjatuhan, sehingga membuat namanya disegani sekaligus ditakuti sebagai bajak laut di Laut Mediterania.

Jacquotte Delahaye


Nama yang satu ini juga terkenl sebagai bajak laut wanita yang disegani dan ditakuti. Tidak menyangka wajah cantiknya ternyata juga menyimpan keberanian sekaligus kekejaman saat merompak banyak kapal di tengah laut. Bahkan, wanita ini bersama kelompok bajak lautnya tidak segan-segan menghabisi orang-orang yang berani menghalangi serta melawannya. Jacquotte tidak hanya mahir main pedang saja, tetapi juga mampu menggunakan senjata api baik laras panjang maupun pendek.

Kondisi hidup yang keras membuat Jacquotte memilih jalan panjang sebagai seorang bajak laut. Sejak kecil, dia sudah ditinggal oleh ibunya yang meninggal saat melahirkan adiknya. Setelah itu, ayahnya mati terbunuh sehingga dia bersama adiknya harus bertahan hidup. Jacquotte harus berjuang sendiri agar bisa menghidupi dirinya sendiri dan adiknya. Maka dari itu, dia memilih bergabung dengan kelompok bajak laut karena merasa lebih banyak membantu kesulitan hidupnya. Meskipun dalam perjalanan waktu, Dia harus dikejar-kejar oleh armada laut pemerintah Prancis karena dianggap sebagai kriminal yang harus ditangkap dan bisa jadi dihukum mati. Jacquotte pun harus menyamar sebagai seorang pria agar dapat terhindar dari kejaran musuh.

Demikianlah kelima bajak laut wanita yang terkenal kejam dan ditakuti di tengah lautan. Semoga informasinya bermanfaat bagi Anda sekalian yang membacanya. Sekarang, Anda pun tahu di masa lampau ada bajak laut dari kalangan wanita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel