Fakta Paus Aneh Yang Belum Anda Ketahui
Jumat, 05 Oktober 2018
Planet Bumi yang kita tinggali ini dua per tiga permukaannya terdiri dari laut. Jadi bukan hal yang mengherankan kalau laut pun penuh dengan hewan-hewan yang mempesona. Paus adalah contoh dari hewan tersebut. Ukurannya yang raksasa bakal membuat siapapun terpesona saat melihatnya dari dekat. Namun keunikan paus bukan hanya terbatas pada ukurannya. Hewan raksasa ini juga memiliki banyak rahasia dan keunikan yang mungkin masih belum diketahui oleh kebanyakan orang. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai mamalia penghuni lautan ini.
Ada Paus yang Tidak Bergigi
Gigi merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi banyak hewan dan juga manusia. Berkat adanya gigi, maka makanan yang tadinya berukuran besar bisa dicabik-cabik menjadi potongan yang lebih kecil. Dengan begitu, makanan tadi bisa muat saat memasuki saluran pencernaan. Gigi sendiri memiliki bentuk yang bervariasi bergantung dari jenis makanannya. Hewan yang memakan daging bakal memiliki gigi yang runcing supaya bisa mengoyak daging yang alot dari tempatnya. Hewan yang memakan tumbuhan di lain pihak memiliki gigi yang bentuknya seperti pahat dan benda tumpul supaya tumbuhan yang hendak dimakan bisa dilumat hingga sehalus mungkin sebelum kemudian dicerna.
Beberapa jenis paus semisal paus pembunuh diketahui memiliki deretan gigi berbentuk runcing. Namun ternyata tidak semua paus memiliki gigi. Sebagai gantinya, mereka memiliki semacam struktur menyerupai sisir yang dikenal dengan sebutan balin. Tidak seperti gigi yang bahan penyusunnya serupa dengan tulang, balin terbuat dari bahan keratin yang juga dapat ditemukan pada kuku dan rambut manusia.
Balin sendiri tidak berfungsi untuk mencabik-cabik makanan, melainkan untuk membantu paus menelan makanan dalam jumlah besar sekaligus tanpa membuatnya kembung. Jadi, saat paus menelan hewan-hewan kecil yang berenang secara berekelompok – entah itu gerombolan ikan atau udang krill – maka hewan-hewan tadi bakal masuk ke dalam mulut paus bersama dengan air.
Di sinilah balin menunjukkan kegunaannya. Saat paus menutup mulutnya, air akan terdorong keluar melalui celah-celah balin, namun hewan-hewan tadi tidak akan ikut terdorong keluar karena tersangkut pada balin. Sesudah itu yang perlu dilakukan paus hanyalah menelan makanannya tadi. Balin biasanya dimiliki oleh jenis-jenis paus besar semisal paus biru atau paus bungkuk.
Ada Paus yang Bertanduk
Bukan cuma hewan di darat yang punya tanduk. Paus pun juga ada yang bertanduk. Narwhal adalah paus dengan keunikan tersebut. Ukuran tanduknya pun tidak main-main. Tanduk narwhal bisa tumbuh hingga sepanjang 5 meter lebih. Berkat tanduk panjangnya tersebut, narwhal juga kerap dijuluki sebagai “unicorn dari laut”. Bagi yang belum tahu, unicorn adalah makhluk mitos yang digambarkan sebagai kuda bertanduk tunggal.
Tanduk yang dimiliki oleh narwhal sendiri aslinya adalah gigi yang menjulur keluar mulut dan tumbuh memanjang. Hanya narwhal jantan yang memiliki tanduk panjang. Betina kadang-kadang juga memiliki tanduk, namun ukurannya lebih kecil dibandingkan tanduk jantan. Fungsi tanduk narwhal sendiri masih belum diketahui secara pasti. Namun karena hanya narwhal jantan yang memiliki tanduk jantan, tanduk tersebut diperkirakan memiliki peran penting untuk membantu pejantan dalam mendapatkan pasangan kawin.
Narwhal hanya ditemukan di Samudera Arktik di Kutub Utara. Layaknya lumba-lumba dan paus pembunuh, narwhal juga memiliki pola hidup berkelompok. Makanan mereka terdiri dari ikan, udang, dan cumi-cumi. Karena perairan tempat mereka hidup penuh dengan gunung es, kadang-kadang ada narwhal yang terjebak di himpitan gunung es. Kalau sudah begitu, narwhal menjadi rentan diserang oleh hewan-hewan predator darat seperti beruang es atau walrus. Narwhal memiliki asal-usul penamaan yang cukup menyeramkan. Nama hewan ini diambil dari bahasa Norse Kuno nar yang berarti “mayat”. Nama itu sendiri diberikan karena tubuh narwhal dipenuhi oleh bintik-bintik kelabu layaknya mayat manusia yang terapung dan membusuk di lautan.
Jika diminta menyebutkan habitat ikan paus, maka kebanyakan orang hanya akan menyebut laut sebagai habitatnya. Padahal kenyataannya, ada juga ikan paus yang hidup di air tawar. Tepatnya di sungai-sungai besar. Karena habitat macam itu jelas tidak menunjang untuk ditinggali oleh hewan-hewan yang ukurannya terlampau besar, paus yang hidup di air tawar semuanya tergolong dalam jenis lumba-lumba.
Dengan pengecualian untuk pesut yang hidup di Kalimantan, semua jenis lumba-lumba air tawar memiliki kemiripan. Kepalanya memiliki moncong yang panjang dan tonjolan di bagian kening. Di bagian lehernya terdapat semacam lekukan. Kulitnya pada umumnya berwarna abu-abu walaupun ada juga yang berwarna pink terang.
Sungai-sungai yang menjadi habitat para lumba-lumba tadi sama-sama memiliki arus yang relatif tenang, namun berair sangat keruh. Untuk itulah lumba-lumba air tawar mengandalkan sistem ekolokasi supaya bisa berenang di perairan yang jarak pandangnya amat terbatas. Dalam sistem ekolokasi, lumba-lumba akan mengeluarkan suara ke sekitarnya. Ketika suara tersebut menabrak hewan atau benda, maka suara tadi akan kembali ke arah lumba-lumba sehingga sang lumba-lumba bisa mengetahui jarak dan ukuran objek yang memantulkan suara tadi.
Ada Paus yang Bisa Meledak
Hewan yang bisa meledak bukan cuma ada di film-film kartun. Di dunia nyata pun ada hewan yang bisa meledak. Paus adalah contoh dari hewan tersebut. Yang lebih menarik adalah paus justru meledak saat hewannya sudah mati. Bagaimana bisa? Peristiwa tersebut sempat terjadi pada tahun 2004 silam di Tainan, Taiwan selatan. Awalnya seekor paus sperma ditemukan terdampar di pesisir Tainan. Paus tersebut sebenarnya masih hidup saat pertama kali ditemukan. Namun saat tim ilmuwan dari Universitas Nasional Cheng Kung Tainan tiba di lokasi, paus yang bersangkutan sudah mati.
Hasil pengukuran awal menunjukkan kalau paus yang terdampar ini memiliki panjang 17 meter dan bobot 50 ton. Untuk keperluan penelitian lebih lanjut, bangkai paus ini lantas dipindahkan ke atas truk gandeng supaya bisa diangkut ke Cagar Alam Tsi-Sao. Karena ukurannya yang besar, proses pemindahan bangkai paus ke atas truk memakan waktu hingga 13 jam dengan dibantu oleh tiga alat derek dan 50 orang pekerja.
Namun di tengah-tengah perjalanan, peristiwa yang tidak diduga-duga terjadi. Bangkai paus tersebut secara mendadak meledak tanpa sebab. Serpihan daging dan darah paus beterbangan ke sekitarnya dan meninggalkan bau yang amat menyengat. Sejumlah pejalan kaki dan mobil sampai belepotan dengan darah. Mereka yang kebetulan tinggal di lokasi terjadinya ledakan terpaksa mengenakan masker sembari membersihkan lokasi ledakan.
Lantas, apa sebabnya bangkai paus tersebut bisa meledak? Apakah paus tersebut secara diam-diam menyimpan bom di dalam tubuhnya? Jawabannya ternyata tidaklah sedramatis itu, namun tetap cukup menarik untuk diketahui. Menurut Profesor Wang Cheng Ping yang terlibat dalam pemindahan bangkai paus ini, ledakan terjadi akibat akumulasi gas metana dalam tubuh paus. Gas itu sendiri timbul akibat adanya proses pembusukan pada tubuh paus. Ketika gas yang terkumpul dalam tubuh paus semakin banyak, tubuh paus tersebut lantas meledak ketika mendapatkan tekanan saat diangkut di atas kendaraan.
Sumber :
https://www.worldwildlife.org/stories/freshwater-dolphin-species-and-facts
https://www.nationalgeographic.com/animals/mammals/n/narwhal/
https://en.wikipedia.org/wiki/Narwhal
http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/3437455.stm
https://uk.whales.org/faqs/facts-about-whales-and-dolphins/what-is-baleen