Perawatan Kecantikan Paling Ekstrim Di Dunia
Rabu, 14 November 2018
Semua wanita pastinya ingin tampil cantik dalam tiap kesempatan. Karena itu, berbagai cara pun dilakukan demi bisa meraih wajah yang cantik dan tubuh yang indah, baik itu cara yang normal, atau cara lain yang terbilang ekstrem. Meskipun disinyalir berisiko, banyak wanita seakan menutup mata demi bisa mendapatkan paras rupawan. Menurut mereka, cantik itu memang butuh pengorbanan. Berikut ini adalah beberapa perawatan atau treatment kecantikan ekstrem, yang dilakukan wanita agar bisa memperoleh kecantikan.
Facial bekicot
Bagi wanita yang sering melakukan perawatan wajah dengan cara facial, mungkin sedikit terkejut dengan metode facial yang satu ini. Di beberapa salon Jepang, mereka menawarkan perawatan wajah dengan menggunakan bekicot. Caranya adalah dengan membiarkan bekicot itu berjalan-jalan di wajah pelanggannya.
Seperti yang kita tahu, bekicot jika berjalan selalu meninggalkan lendir. Lendir itulah yang menjadi komponen penting untuk merawat wajah. Diketahui, lendir itu mengandung beragam protein, anti oksidan, dan asam hyularonat yang dipercaya dapat menjaga kelembaban kulit, mengobati peradangan, dan mengangkat sel kulit mati. Selain itu, lendir dari bekicot itu juga bisa mengobati kulit yang terbakar matahari.
Rupanya, penggunaan bekicot sebagai sarana untuk mempercantik wajah bukanlah metode yang baru. Penggunaan bekicot pada wajah ini sebenarnya sudah ada sejak kira-kira 2 ribu tahun yang lalu. Hippocrates mengatakan bahwa bekicot yang digerus dan dicampur dengan susu asam bisa mengobat peradangan kulit.
Bila kalian tertarik untuk mencoba perawatan kulit wajah dengan menggunakan bekicot ini, bisa langsung datang ke Jepang, tepatnya di Tokyo. Hanya saja, kalian harus siap-siap membawa uang lebih, karena perawatan ini membutuhkan biaya sebesar sekitar Rp 2,4 juta.
Vampire facial
Layaknya makhluk vampire yang membutuhkan darah untuk bisa tetap hidup, begitu pula dengan perawatan yang satu ini. Vampire facial adalah perawatan wajah antikerut terbaru yang menggunakan darah para penggunanya. Darah diusapkan ke seluruh wajah sehingga penggunanya memiliki kulit yang tetap kenyal dan bebas noda.
Vampire facial juga dikatakan sebagai terapi yang kaya trombosit. Darah dari lengan pasien dimasukkan dalam mesin sentrifugasi untuk memisahkan trombosit dan sel darah merah. Selanjutnya, trombosit dikombinasikan dengan hyaluronic acid (HA) seperti Restylane atau Juvederm. Kombinasi ini disuntikkan dalam berbagai area pada wajah pasien, yang kemudian merangsang pertumbuhan kolagen.
Vampire facial dinilai lebih unggul dibanding terapi laser atau suntik botoks. Hal ini dikarenakan vampire facial menawarkan dua keuntungan yang tak dimiliki terapi laser atau suntik botoks, yaitu mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot, sehingga bentuk serta tekstur kulit wajah tidak berubah. Selain itu, vampire facial juga meremajakan kulit dengan menumbuhkan jaringan baru.
Vampire facial dipercaya ampuh untuk meningkatkan produksi kolagen dan merangsang tampilan kulit yang awet muda. Beberapa praktisi facial vampir ini terkadang mengombinasikan dengan pengisi dermal untuk dapat lebih jauh mengencangkan area yang bermasalah, misalnya kantung mata. Tak heran, jika metode perawatan wajah ini cukup digandrungi oleh beberapa selebriti Hollywood, salah satunya adalah Kim Kardashian.
Berminat mencoba perawatan vampire facial ini? Siap-siap untuk mendadak jatuh miskin, karena untuk bisa melakukan vampire facial ini diharuskan membayar biaya sebesar maksimal USD 2 ribu atau sekitar Rp 30 juta.
Perawatan lain yang bisa dilakukan untuk mencerahkan kulit adalah terapi sengat lebah atau apipunktur. Jika biasanya kulit yang tersengat lebah biasanya terasa sakit, namun berbeda halnya dengan terapi yang satu ini.
Berbeda dengan terapi biasa, khasiat terapi sengat lebah ini berasal dari sengatan ekor lebah yang dicocol (ditutul) ke titik-titik akupunktur tubuh, seperti di antara dahi, area pipi, di atas alis mata, batang hidung, samping cuping hidung, sudut bibir, di bawah dagu, area tangan, area punggung, hingga titik akupunktur di kaki.
Meski terlihat menyakitkan, ternyata sengatan lebah mengandung air dan enzim-enzim seperti fosfolipase A dan hialuronidase, zat melitin, adolapian, apamin dan MCD-peptida, yang memiliki efek bisa merevitalisasi sel, menormalkan dan melancarkan segala aktivitas pembuluh darah dan syaraf tubuh.
Di Indonesia sendiri metode ini baru diperkenalkan pada tahun 1970-an, dan dulu dipergunakan sebagai salah satu metode pengobatan. Hanya saja, seiring dengan berjalannya waktu, terapi sengat lebah yang dulunya identik sebagai terapi pengobatan, ternyata juga mujarab menyulap kulit jadi lebih lembut, lebih kencang, lebih putih hingga terbebas dari masalah jerawat, pori-pori besar dan kantong mata. Khusus untuk jerawat, jika jerawat hanya berdasarkan faktor hormonal dan tidak terlihat parah, biasanya hanya diobati dengan madu ditambah royal jelly atau susu lebah, tidak perlu adanya sengatan.
Terapi yang satu ini tak kalah ekstrem dibandingkan terapi sengat lebah di atas. Cara ini memang kurang lazim dan dianggap ekstrem di Indonesia, namun di negara-negara maju, perawatan dengan cara menggunakan lintah ini tidak hanya dilakukan di bidang kecantikan saja, namun sudah merambah untuk mengobati berbagai macam gangguan kesehatan.
Terapi lintah diketahui memberi banyak manfaat untuk kecantikan kulit, mulai dari kulit wajah tampak bercahaya, meningkatkan elastisitas kulit, teratasinya masalah rambut rontok, menyamarkan selulit dan noda bekas jerawat atau luka, melancarkan peredaran darah, dan menghilangkan spider vein. Bahkan ada beberapa salon kecantikan yang berani memberikan janji untuk bisa mengatasi berbagai masalah kulit tanpa laser atau operasi, mulai dari mengangkat kelopak mata yang turun tanpa operasi, sampai menghilangkan masalah jerawat.
Rupanya, terapi lintah ini sudah eksis selama lebih dari 2500 tahun. Hingga sekarang, terapi ini pun masih dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menjaga kecantikan dan kesehatan dengan cara alami tanpa efek samping, tanpa obat-obatan atau bahan kimia. Bahkan konon, metode ini bisa digunakan untuk memperlambat proses penuaan dini.
Para geisha di Jepang, yang terkenal memiliki kulit halus dan lembut dulu juga memanfaatkan lintah dengan mengaplikasikannya pada wajah dan tubuh. Sementara pada abad ke-20, Perancis mulai menggunakan lintah untuk kesehatan kulit dan membuat pipi memiliki tone kemerahan, khususnya bagi kaum wanita.
Orang Tionghoa sejak dulu telah menggunakan plasenta sebagai obat anti-penuaan kulit dan rambut berkilau, dan hal itu sudah berlangsung selama lebih dari 200 tahun. Plasenta juga diperkirakan telah menjadi salah satu bahan baku perawatan kecantikan zaman Mesir Kuno, dan Marie Antoinette dipercaya rutin menggunakannya sebagai jamu minum.
Plasenta sendiri adalah organ yang terbentuk dalam embrio selama masa kehamilan yang berfungsi sebagai jalur transportasi nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu ke bayi yang sedang bertumbuh. Plasenta juga penting dalam regenerasi sel dan percepatan perkembangan hati. Plasenta dipercaya mengandung tinggi protein dan enzim.
Lalu, bagaimana proses perawatan dengan menggunakan plasenta ini? Sebelum digunakan, plasenta manusia atau hewan seperti babi, domba, sapi atau kambing itu dikeringkan, lalu dijadikan bubuk yang nantinya dioleskan pada wajah. Masker plasenta dipercaya mampu mengangkat sel kulit mati dan melembutkan kulit karena memiliki kandungan protein dan enzim yang baik bagi kulit.
Layaknya metode perawatan vampire facial, metode masker plasenta ini juga cukup populer di kalangan selebriti Hollywood, seperti misalnya Jennifer Lopez. Bahkan selebriti Hollywood terkenal lain seperti Madonna, Reese Witherspoon, Eva Longoria dan Katie Holmes juga diketahui memakai metode perawatan menggunakan masker plasenta ini.
Apakah kalian ingin mencoba salah satu dari perawatan kecantikan di atas? Siapa tahu kulit kalian bakal bersih dan kencang layaknya selebriti Hollywood.