Fenomena Laut Langka Yang Berhasil Diabadikan
Sabtu, 25 Mei 2019
Fenomena alam yang menakjubkan tak hanya terjadi di langit atau daratan saja, namun juga di lautan. Ada banyak fenomena laut yang bisa dilihat di berbagai belahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Fenomena lautan itu memang cukup memanjakan mata, namun ada juga yang terlihat mengerikan, namun sebenarnya hal itu bukan sesuatu yang berhubungan dengan mistis, karena semua sudah dijelaskan oleh sains. Fenomena lautan itu ada juga yang cukup langka, karena jarang terjadi, namun ada orang yang berhasil mengabadikannya dengan memotretnya. Berikut ini adalah beberapa fenomena lautan langka yang berhasil diabadikan.
Fenomena laut bercahaya
Fenomena ini biasa terjadi saat malam hari, yang ketika itu lautan berubah menjadi warna biru terang dan bercahaya. Fenomena ini bukan suatu hal yang mistis, melainkan ada penjelasannya. Fenomena ini disebabkan oleh makhluk laut yang menghasilkan bioliminescence, yakni mahluk hidup yang bisa menghasilkan cahaya alami yang terbentuk dari reaksi kimia yang dihasilkannya. Mahluk laut tersebut kebanyakan adalah mikroorganisme atau plankton.
Mereka menghasilkan cahaya untuk menghindari atau mengalihkan perhatian dari para predator. Namun di sisi lain, hal itu justru menjadi fenomena yang cantik saat lautan terlihat bercahaya oleh cahaya dari plankton-plankton tersebut.
Tempat-tempat untuk melihat fenomena laut bercahaya ini ada 3, yaitu Maladewa, Mosquito Bay di Puerto Rico, dan di San Diego, Amerika Serikat. Di Maladewa, kalian bisa melihat fenomena tersebut pada sekitar bulan Juli sampai Februari terutama saat fase bulan baru atau new moon. Kabarnya, fenomena ini bisa dilihat di seluruh pulau-pulau atol di Maladewa atau di sekitar 26 pulau atol di sana. Pulau-pulau atol di maladewa yang terlihat paling cantik saat fenomena lautan bercahaya adalah Mudhdhoo, Vaadhoo dan Rangali.
Sementara itu, di Mosquito Bay, lautan bercahaya ini bahkan bisa dilihat di sepanjang teluk. Tak sampai di situ, wisatawan bahkan bisa berenang di lautnya dan dikelilingi cahaya biru terang. Bahkan, ikan-ikan berenang di sana terlihat meninggalkan jejak cahaya berwarna terang.
Untuk yang di San Diego, lautan bercahayanya terjadi akibat fitoplankton, yang merupakan jenis plankton yang bisa menghasilkan makanan sendiri dan masuk menjadi rantai makanan paling bawah. Fitoplankton di sepanjang pantai di San Diego diyakini jumlahnya jutaan. Saat menjelang senja, lautan di dekat pantai sudah terlihat biru bercahaya.
Fenomena laut ‘berdarah’
Fenomena paling menakjubkan selanjutnya adalah dimana air laut berubah menjadi merah seperti darah. Banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan sesuatu yang tak masuk akal, seperti akhir zaman sudah dekat, atau bahkan ada juga isu kiamat akan terjadi. Padahal, fenomena air laut yang berubah merah seperti darah ini tak ada hubungannya dengan isu-isu tersebut.
Fenomena di mana air laut berubah menjadi warna merah ini dikenal dengan nama Red Tide. Red Tide merupakan perubahan air laut menjadi merah yang disebabkan oleh ledakan populasi alga merah, jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin. Jika jumlahnya sedikit, tidak akan kelihatan merah. Tapi, ketika terjadi blooming yang dalam 1 ml bisa berisi ribuan bahkan jutaan sel, maka akan sangat jelas terlihat dengan mata telanjang.
Penyebab ledakan populasi alga bisa beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di laut atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global. Suhu air laut yang meningkat akibat pemanasan global memicu peningkatan metabolisme sel alga. Akibatnya, kecepatan pembelahan atau reproduksi alga juga meningkat.
Fenomena laut memerah ini pernah terjadi di Pantai Bondi, Australia pada bulan November 2012. Awalnya wisatawan terkejut dan takut karena mengira warna merah itu adalah darah dari serangan hiu, tapi tidak ada serangan hiu yang terjadi saat itu. Ternyata, warna merah itu berasal dari ledakan populasi alga.
Warga Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, juga pernah digegerkan dengan fenomena perubahan warna air laut di kawasan tersebut, pada pertengahan Juni 2015 lalu. Warga geger dan panik lantaran air laut di wilayah tersebut tiba-tiba saja berubah menjadi merah. Padahal, sebenarnya tak ada yang perlu ditakutkan.
Fenomena bunga es di lautan
Fenomena ini terjadi pada akhir tahun 2011 lalu di lautan Arktika. Saat itu, terlihat hamparan padang bunga lotus yang mengapung tersebar di atas permukaan danau es di Arktika. Perbedaannya, padang bunga es ini mengambang di atas laut dingin, yang suhu kedinginanya bisa menusuk tulang, atau berada di sekitar suhu minus 22 derajat Celsius.
Momen munculnya bunga es itu termasuk cukup langka, dan fenomena itu berhasil diabadikan oleh seorang mahasiswa pasca-sarjana University of Washington Amerika Serikat bernama Jeff Bowman, bersama profesornya, Jody Deming. Foto itu diambil saat keduanya tengah melakukan penelitian dari proyek gabungan antara ilmu kelautan dan mikrobiologi.
Bentuk bunga es ini terbilang sangat kecil dan memiliki bentuk bagian ujung yang agak meruncing. Selain itu, di sini juga merupakan tempat hidup dari makhluk mikro-organisme. Mikro-organisme yang terdapat di bunga es itu lebih padat dibanding mikro-organisme yang hidup di bawah air beku Arktika.
Bunga es ini diketahui dapat memproduksi bahan kimia seperti formaldehida yang dapat menjadi sebuah petunjuk mengenai asal-usul kehidupan seluruh makhluk di muka Bumi ini. Sampel dari beberapa bunga es ini di bawa ke sebuah laboratorium di University of Washington Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Fenomena Brinicle
Mungkin ada yang masih asing dengan fenomena Brinicle ini. Fenomena Brinicle atau air garam es adalah terbentuknya es bawah laut ketika aliran air menjadi sangat dingin. Fenomena laut yang aneh ini terjadi ketika air yang kaya akan garam bocor dari es laut, kemudian tenggelam ke dalam laut serta membentuk jenis es yang unik.
Fenomena ini memang sangat langka dan hanya muncul pada daerah laut tertentu yang memiliki temperatur yang sangat dingin, seperti misalnya di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Bagi kita yang tinggal di iklim tropis, fenomena ini tak akan terjadi di lautan mana pun.
Fenomena alam menakjubkan ini baru pertama kali terekam dalam kamera, yang dibuat dalam bentuk film untuk seri khusus Discovery Channel, dengan judul Frozen Planet. Momen ini berhasil dibuat oleh kameraman Hugh Miller dan Doug Anderson, yang menggunakan kamera antar waktu, saat merekam peristiwa yang terjadi di bawah lapisan es Antartika. Banyak kendala yang dialami dua kameraman itu. Seperti kondisi dingin yang ekstrem dengan temperatur di bawah nol.
Meski terlihat indah, namun fenomena ini sebenarnya cukup mematikan, apalagi bagi hewan-hewan yang hidup di dalam laut. Makhluk dasar laut seperti bintang laut, siput, ikan-ikan kecil, seringkali ikut membeku dan mati ketika dilewati aliran garam ini. Entah apa yang terjadi jika terkena brinicle ini.
Fenomena busa laut
Bagi yang belum tahu, fenomena busa laut mungkin bisa cukup mengerikan, karena dianggap bisa mengakibatkan sesuatu pada tubuh jika terkena busa laut ini. Namun, bagi para akademisi atau para peneliti, tentu fenomena air laut berbusa adalah hal biasa.
Sebenarnya, busa laut ini terbentuk karena adanya ganggang atau alga. Ketika mereka bermekar atau biasa disebut sebagai fenomena algae blooms (ledakan ganggang), maka ketika sebagian besar ganggang membusuk, itu akan menghasilkan apa yang kita sebut sebagai busa laut. Ledakan populasi algae tadi bisa dipicu oleh ketidakstabilan air laut, seperti misalnya terjadi badai. Badai yang menyebabkan munculnya busa laut ini terjadi di Inggris dan Eropa pada tahun 2016 lalu. Badai itu dinamakan dengan Badai Imogen.
Kebanyakan busa laut tidak berbahaya bagi manusia dan justru terbentuknya busa laut merupakan indikasi dari ekosistem laut yang produktif. Tetapi ketika sebagian besar ganggang yang tercampur dalam busa tersebut membusuk, berpotensi untuk membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Dalam proses pembusukan algae biasanya akan menghasilkan aerosol atau partikel padat. Partikel tersebut dapat bercampur dengan udara dan dapat menyebabkan iritasi pada mata manusia, juga menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang menderita asma atau penyakit pernapasan lainnya.
Apakah kalian pernah melihat sendiri fenomena lautan yang terjadi di atas?